Bulan Desember 2009, dunia politik Indonesia kembali tersentak. Adalah George Junus Aditjondro sebagai pemicunya. Akibat buku “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century” yang ditulisnya, George Junus Aditjondro menggegerkan konstelasi politik nasional. Pasalnya, buku yang diterbitkan Galang Press Jogjakarta dan diluncurkan pada 23 Desember 2009 ini, sengaja mengungkap borok ‘Kerajaan’ Ciekas, tempat Presiden SBY.
Buku Membongkar Gurita Cikeas setebal 183 halaman ini didahuli dengan kata pengantar yang menyatakan bahwa penulis tidak bermaksud menyerang lingkaran keluarga Cikeas. Meski demikian, ini sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap kinerja pemerintah SBY agar memberantas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) tanpa tebang pilih.
Kutipan percakapan Ong Yuliana dan Anggodo yang dikutip dalam pengantar antara lain berbunyi, "Pokoke saiki (pokoknya sekarang) SBY mendukung. SBY itu mendukung Ritonga lho". Percakapan yang merupakan sadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sebenarnya sudah diperdengarkan di dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
Sementara di bagian daftar isi di antaranya berisi, "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century, Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas, Pemanfaatn PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center, Yayasan-Yayasan yang Berafiliasi dengn SBY, Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas, Yayasan-Yayasan yang berafiliasi dengan Ny Ani Yudhoyono, Pelanggaran-Pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-Caleg Partai Demokrat. Di bagian akhir buku berupa kesimpulan dan sejumlah bahan referensi dan lampiran-lampiran.
Menurut Aditjondro, buku ini merupakan hasil riset bersama sejumlah anggota tim peneliti. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai data-data yang bisa dipertanggungjawabkan. Buku tersebut sama dengan buku-buku karangan Aditjondro sebelumnya yang membahas masalah korupsi di lingkaran kepresidenan mulai Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Presiden SBY sekarang ini.
Aditjondro dalam buku ini menuliskan bahwa setelah SBY menjadi presiden pada tahun 2004 dan terpilih kembali pada Pilpres 2009, ada banyak yayasan membonceng di Cikeas. Dua yayasan itu di antaranya Yayasan Puri Cikeas dan Yayasan Kesetiakawanan Dan Kepedulian (YKDK) yang diketuai Jero Wacik. Dari dari penelusuran yayasan-yayasan itu bukan di tangan orang-orang yang punya latar belakang khusus bidang kemanusiaan, tapi terdiri sejumlah menteri, mantan menteri, purnawirawan perwira tinggi yang kebanyakan seangkatan dengan SBY, sejumlah pengusaha dan anggota keluarga besar SBY-Ani Yudhoyono yang terjun ke bisnis.
"Kali ini, mungkin yang tidak mengenakkan bagi ‘geng Cikeas’ dalam merespon isi buku 'Membongkar Gurita Cikeas' adalah pembeberan empat yayasan yang dikelola keluarga Presiden SBY selama ini menjadi pemobilisasi dana dan suara pada Pemilu dan Pilpres 2009. Saat jumpa pers prapeluncuran bukunya di Yogyakarta, Aditjondro menyerukan dilakukan audit keuangan atas yayasan-yayasan yang terkait keluarga Presiden SBY. Menurutnya, yayasan-yayasan itu tidak pernah diaudit dan dilaporkan kepada DPR dan media. Hal ini berpotensi melakukan memobilisasi dana dan memobilisasi suara pada Pemilu dan Pilpres 2009.
Penarikan (pelarangan) buku "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century" dari peredaran, diprotes oleh penulisnya. Ia mengaku heran atas larangan peredaran ini. Karena dua buku karangannya mengenai korupsi di kepresidenan tidak ada larangan. Buku Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century sendiri merupakan kelanjutan dari dua buku tersebut. Ia mengaku, tanpa menulis dua buku sebelumnya, maka penulisan buku ini tidak dapat dilakukan.
Buku Membongkar Gurita Cikeas setebal 183 halaman ini didahuli dengan kata pengantar yang menyatakan bahwa penulis tidak bermaksud menyerang lingkaran keluarga Cikeas. Meski demikian, ini sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap kinerja pemerintah SBY agar memberantas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) tanpa tebang pilih.
Kutipan percakapan Ong Yuliana dan Anggodo yang dikutip dalam pengantar antara lain berbunyi, "Pokoke saiki (pokoknya sekarang) SBY mendukung. SBY itu mendukung Ritonga lho". Percakapan yang merupakan sadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sebenarnya sudah diperdengarkan di dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
Sementara di bagian daftar isi di antaranya berisi, "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century, Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas, Pemanfaatn PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center, Yayasan-Yayasan yang Berafiliasi dengn SBY, Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas, Yayasan-Yayasan yang berafiliasi dengan Ny Ani Yudhoyono, Pelanggaran-Pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-Caleg Partai Demokrat. Di bagian akhir buku berupa kesimpulan dan sejumlah bahan referensi dan lampiran-lampiran.
Menurut Aditjondro, buku ini merupakan hasil riset bersama sejumlah anggota tim peneliti. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai data-data yang bisa dipertanggungjawabkan. Buku tersebut sama dengan buku-buku karangan Aditjondro sebelumnya yang membahas masalah korupsi di lingkaran kepresidenan mulai Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Presiden SBY sekarang ini.
Aditjondro dalam buku ini menuliskan bahwa setelah SBY menjadi presiden pada tahun 2004 dan terpilih kembali pada Pilpres 2009, ada banyak yayasan membonceng di Cikeas. Dua yayasan itu di antaranya Yayasan Puri Cikeas dan Yayasan Kesetiakawanan Dan Kepedulian (YKDK) yang diketuai Jero Wacik. Dari dari penelusuran yayasan-yayasan itu bukan di tangan orang-orang yang punya latar belakang khusus bidang kemanusiaan, tapi terdiri sejumlah menteri, mantan menteri, purnawirawan perwira tinggi yang kebanyakan seangkatan dengan SBY, sejumlah pengusaha dan anggota keluarga besar SBY-Ani Yudhoyono yang terjun ke bisnis.
"Kali ini, mungkin yang tidak mengenakkan bagi ‘geng Cikeas’ dalam merespon isi buku 'Membongkar Gurita Cikeas' adalah pembeberan empat yayasan yang dikelola keluarga Presiden SBY selama ini menjadi pemobilisasi dana dan suara pada Pemilu dan Pilpres 2009. Saat jumpa pers prapeluncuran bukunya di Yogyakarta, Aditjondro menyerukan dilakukan audit keuangan atas yayasan-yayasan yang terkait keluarga Presiden SBY. Menurutnya, yayasan-yayasan itu tidak pernah diaudit dan dilaporkan kepada DPR dan media. Hal ini berpotensi melakukan memobilisasi dana dan memobilisasi suara pada Pemilu dan Pilpres 2009.
Penarikan (pelarangan) buku "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century" dari peredaran, diprotes oleh penulisnya. Ia mengaku heran atas larangan peredaran ini. Karena dua buku karangannya mengenai korupsi di kepresidenan tidak ada larangan. Buku Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century sendiri merupakan kelanjutan dari dua buku tersebut. Ia mengaku, tanpa menulis dua buku sebelumnya, maka penulisan buku ini tidak dapat dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ya