Sabtu, 12 Desember 2009

Century Gate: Ketika Ani seorang diri....

Oleh: Sutan Eries Adlin & Abraham Runga Mali


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seperti tengah menabuh genderang perang lewat media asing. Yang menjadi 'calon lawan tandingnya' adalah Aburizal Bakrie, pengusaha yang kini menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

The Wall Street Journal edisi Kamis mengutip keyakinan Sri Mulyani bahwa investigasi atas bailout Bank Century merupakan upaya para politisi yang menentang agenda reformasi yang dia terapkan, untuk mendiskreditkan dirinya.

"Aburizal Bakrie is not happy with me," kata Sri Mulyani, seperti ditulis koran itu dalam artikel berjudul Indonesian minister defends bailout.

Aburizal-dan Partai Golkar-dianggap sebagai tokoh di balik layar munculnya tekanan politik kepada Sri Mulyani melalui panitia khusus hak angket Bank Century di DPR yang diketuai oleh Idrus Marham, yang juga menjabat Sekjen partai berlambang pohon beringin itu.

Memang, sebulan terakhir ini Sri Mulyani-bersama Wakil Presiden Boediono-menjadi sasaran tembak paling empuk dari kisruh bailout Century.

Foto dua pejabat negara itu dengan mata tertutup-untuk menggambarkan bahwa keduanya adalah pelaku tindak kriminal-bertebaran dalam aksi memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu. Itu pun seperti masih kurang. Foto itu kemudian diinjak-injak lalu dibakar oleh para demonstran.

Keduanya dianggap bertanggung jawab atas kebijakan untuk menyelamatkan Bank Century dengan dana Rp6,7 triliun.

Yang jadi persoalan, laporan audit investigasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan menyebutkan ada ketidakberesan dalam kebijakan bailout tersebut.

Pernyataan Sri Mulyani itu terasa berbeda dengan penyataan-pernyataan sebelumnya di berbagai media lokal. Kini dia membela diri secara politis.

Sayangnya Sri Mulyani, yang akrab dipanggil Ani, hanya berkomentar singkat soal pernyataannya di The Wall Street Journal itu.

"Saya tidak mau komentar. Saya lagi kerja." Saat ditanya apakah dirinya bermasalah dengan Aburizal, dia menanggapi singkat, "Biasa saja."

Tembakan Sri Mulyani kepada Aburizal sontak mendapat serangan balik. Juru Bicara Keluarga Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, mengatakan Aburizal tidak pernah merasa ada masalah pribadi dengan Menteri Keuangan itu.

"Sebaiknya Bu Sri fokus menghadapi Pansus DPR dan KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi]. Kalau merasa tidak bersalah, ya dijelaskan saja nanti di forum politik [Pansus DPR] dan hukum [KPK]," tegasnya.

Suara dari Partai Golkar juga sama. "Pernyataan Sri Mulyani tidak proporsional dan patut diduga sebagai upaya untuk melakukan personalisasi kasus Bank Century," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin.

Ani dan Aburizal, biasa dipanggil Ical, boleh saja berkelit dengan menyatakan bahwa tidak ada apa-apa di antara mereka. Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan keduanya tidak harmonis.

Tanda-tandanya terlihat ketika keduanya menjadi pembantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I. Ical menjabat Menko Perekonomian, sedangkan Sri Mulyani sebagai Menkeu.

Keduanya sering disebut-sebut tidak bisa bekerja dalam perahu yang sama. Barangkali hal itu yang menjadi pertimbangan Presiden Yudhoyono mengambil keputusan me-reshuffle KIB jilid I. Aburizal terpental dari kursi Menko Perekonomian, digeser menjadi Menko Kesra.

Kisah lain tentang ketidakcocokan keduanya terus bertebaran. Ambil contoh misalnya terkait dengan suspensi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan persoalan royalti perusahaan tambang.

Kita masih ingat cerita dari lantai bursa 5 November tahun lalu. Suspensi perdagangan saham BUMI yang sedianya bakal dicabut pada sesi pertama perdagangan hari itu akhirnya urung dilaksanakan.

Konon, hal itu terjadi karena pemerintah langsung mengintervensi dengan meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) agar tetap melakukan suspensi perdagangan saham BUMI sampai pengumuman lebih lanjut. Hingga saat ini tidak pernah dijelaskan oleh otoritas pasar modal dan bursa siapa yang dimaksudkan dengan pemerintah saat itu.

Selentingan di pasar mengatakan Presiden Yudhoyono turun tangan langsung atas permintaan Ical. Pasalnya, jika suspensi perdagangan saham BUMI dibuka, akan terjadi tekanan jual yang sangat tinggi sehingga dikhawatirkan akan menenggelamkan lagi harga saham keluarga Bakrie itu.

Saham BUMI yang dijuluki saham sejuta umat dihentikan perdagangannya saat itu karena harganya yang terus melorot. Sentimen negatif mendera saham itu karena dipicu rumor gagal bayar repo senilai Rp6,3 triliun dan ketidakjelasan penjualan 35% saham perusahaan tambang itu. Ketika itu, saham lima perusahaan lain di bawah bendera Grup Bakrie juga mengalami nasib yang sama.

Sampai saat ini, tidak pernah terungkap secara transparan informasi mengenai intervensi itu. Namun, kabarnya, di ujung cerita Sri Mulyani marah dan sempat berniat menyatakan mundur sebagai menteri keuangan karena intervensi itu dianggap melangkahi dirinya sebagai pemegang otoritas bidang keuangan.

Cerita menyangkut suspensi perdagangan saham Bumi Resources BUMI itu seperti menjadi kelanjutan drama perseteruan Sri Mulyani dan Ical. Dua bulan sebelumnya, kedua pembantu presiden itu 'berselisih' soal royalti tambang batu bara.

Saat itu Sri Mulyani sebagai Menkeu mengangkat kasus tunggakan royalti batu bara yang mencapai Rp7 triliun. Anak perusahaan Bumi, yaitu PT Arutmin dan PT Kaltim Prima Coal, tersangkut dalam urusan royalti itu.

Lepas dari persoalan isu perseteruannya dengan Ical, Sri Mulyani tidak banyak pilihan untuk membela diri. Sebagai profesional di kabinet, Ani tidak punya cantolan politik yang kuat. Dalam kasus Bank Century, boro-boro didukung, dia dipersalahkan bahkan oleh parpol pendukung koalisi.

Menurut peneliti CSIS Indra J. Piliang, tidak ada tekanan yang demikian besar kepada profesional dalam pemerintahan kecuali dalam kasus Bank Century.

Menarik menyimak pertanyaan Andrinof Chaniago, pengamat politik dari Universitas Indonesia. Menurut dia, persoalan Bank Century adalah persoalan politis. Andrinof memandang Presiden Yudhoyono bisa saja menengahi polemik berkepanjangan menyangkut skandal Bank Century itu.

Hmmm...Kita agaknya pantas bertanya-tanya... ke mana sih Presiden? Mengapa pembantunya dibiarkan sendirian?

Reportase: K1/K24/Agust Supriadi/Anugerah Perkasa/Achmad Aris/Linda tangdialla (eries.adlin@bisnis.co.id/abraham.runga@bisnis.co.id)

URL Source: http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL

Sutan Eries Adlin & Abraham Runga Mali
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...