Oleh: Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo
Saat ini kita sudah berada di pengujung 2009.Tahun yang semula dikhawatirkan akan sangat berat bagi perekonomian Indonesia karena imbas krisis global akan kita akhiri dengan suatu optimisme yang lebih besar.
Saat menyiapkan catatan ini, saya menengok lagi kalimat terakhir catatan akhir tahun 2008 yang saya buat tahun lalu.Kalimat itu berbunyi: “Pada akhirnya memang diperlukan suatu kepercayaan yang besar bahwa apa yang terjadi di Indonesia mungkin bisa dikatakan terlepas dari sumber krisis di Amerika Serikat. Bagi yang optimistis, siapa tahu tahuntahun krisis ini justru menjadi turning pointIndonesia untuk menjadi lebih patut diperhitungkan dalam perekonomian global.”
Apakah tahun 2009 yang akan berakhir ini sungguh membawa Indonesia sebagai negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian global? Indonesia sungguh beruntung karena pada tahun 2009 menjadi salah satu negara besar yang masih mengalami pertumbuhan positif bersama China dan India. Di tengah-tengah resesi global, perkembangan tersebut sertamerta menempatkan Indonesia dalam spotlightinvestor global.
Mereka berbondong-bondong melakukan investasi di Indonesia, baik dalam bentuk penanaman modal langsung maupun investasi portofolio. Pasar modal Indonesia tibatiba naik sangat tinggi sehingga banyak reksa dana ekuitas yang akhirnya boomingpada 2009 ini. Tahun 2009 juga banyak diwarnai berbagai analisis yang menempatkan Indonesia pada kedudukan sangat terhormat.Morgan Stanley, salah satu bank investasi terkemuka, menyatakan bahwa seyogianya BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) harus disisipi satu “I” lagi, yaitu Indonesia, sehingga menjadi BRIIC.
Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA) juga meluncurkan sebuah studi yang berjudul “Chindonesia” yang merupakan singkatan dari China,India,dan Indonesia. Secara resmi, keanggotaan Indonesia dalam kelompok G-20 juga menempatkan Indonesia pada kedudukan sangat terhormat. Terlebih lagi setelah statistik yang ada sungguh menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2008 ternyata berada pada posisi ke-19 dari seluruh negara di dunia, suatu kenaikan yang signifikan dari nomor 26 pada 2004 lalu.
Tahun 2009 juga diwarnai dengan pemilu yang berjalan sangat lancar dan menghasilkan pemerintahan yang menjanjikan banyak perbaikan mendasar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangi pemilu dengan suara sangat meyakinkan sehingga semestinya menghasilkan legitimasi besar dalam pemerintahan yang baru. Munculnya Boediono sebagai wakil presiden sesungguhnya diharapkan membawa warna baru dalam pimpinan kenegaraan Indonesia.
Boediono yang dikenal memiliki integritas sangat tinggi diharapkan dapat membawa banyak perbaikan dalam pengelolaan perekonomian Indonesia. Sebagai kesimpulan, tahun 2009 sungguh membawa Indonesia pada kedudukan yang sangat terhormat dan patut diperhitungkan dalam perekonomian global. Lalu apa harapan kita untuk tahun 2010? Tampaknya sudah menjadi suatu konsensus bahwa tahun 2010 memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan tahun yang akan berakhir ini.
Tanda-tanda tersebut rasanya semakin kuat pada kuartalkuartal terakhir tahun 2009 ini. Industri automotif menunjukkan gelagat kenaikan yang lebih tinggi pada 2010.Penjualan mobil dan sepeda motor di paruh kedua 2009 menunjukkan optimisme sangat tinggi. Perkembangan tersebut mengakibatkan pada 2009 yang sebelumnya diperkirakan terjadi penurunan penjualan sepeda motor sekitar 20–30% akhirnya hanya akan mengalami penurunan di bawah 10%.
Demikian juga penurunan penjualan mobil tidak separah yang diperkirakan. Pada November 2009, penjualan sepeda motor dan mobil bahkan sudah melampaui penjualan pada bulan yang sama tahun 2008 (meskipun pada bulan November 2008 memang sudah terpengaruh krisis perekonomian global). Perkembangan ini memancing para prinsipal untuk menambah kapasitas. Perusahaan Hino menambah kapasitas dari 10.000 unit menjadi 35.000 unit per tahun.
Sepeda motor Honda menambah kapasitas dari 3,1 juta unit menjadi 3,6 juta unit.Volkswagen juga berencana membangun pabrik mobil baru di Indonesia. Selain untuk pasar domestik, produk automotif Indonesia sudah banyak merambah pasar global. Indonesia akhirnya menjadi bagian dari regional production network industri automotif tersebut. Sektor properti juga tampak menunjukkan gairah baru.Bahkan, di tengah situasi yang relatif “lesu” pada 2009 yang akan berakhir ini, industri properti Indonesia masih mampu bertahan dan bahkan tetap menunjukkan perkembangan.
Pada 2010 memang sungguh diharapkan akan terjadi kebangkitan baru pasar properti tersebut. Di industri pertanian, swasembada beras yang telah terjadi pada 2008 lalu terulang pada 2009 ini. Bahkan, berdasarkan Angka Ramalan III Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia mampu menghasilkan surplus cukup besar pada 2009. Diharapkan pergeseran masa tanam pada akhir 2009 ini tidak membuat prestasi tersebut terhapus pada 2010 mendatang.
Pupuk NPK yang diyakini juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian semakin banyak diproduksi berbagai pabrik pupuk di Indonesia, terutama PT Petrokimia Gresik.Peningkatan produktivitas tersebut juga menular pada jagung dan kedelai. Pada 2010 dan sesudahnya, produksi gula merupakan hal yang sangat kritis untuk didorong kenaikannya. Baru-baru ini Chairul Tanjung, pengusaha televisi dan bankir,mengatakan bahwa 10 tahun mendatang akan merupakan tahun keemasan bagi Indonesia.
Prediksi ini mirip dengan prediksi yang berkembang di sebuah perusahaan multinasional besar, yang mengatakan bahwa lima tahun ke depan akan merupakan explosion (boom) perekonomian Indonesia.Semoga optimisme ini tidak terganggu oleh perkembangan politik yang kadang kala memang membuat buram pada gambar besar perekonomian Indonesia.(*)
URL Source: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/293262/
Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo
Pengamat Ekonomi
Saat ini kita sudah berada di pengujung 2009.Tahun yang semula dikhawatirkan akan sangat berat bagi perekonomian Indonesia karena imbas krisis global akan kita akhiri dengan suatu optimisme yang lebih besar.
Saat menyiapkan catatan ini, saya menengok lagi kalimat terakhir catatan akhir tahun 2008 yang saya buat tahun lalu.Kalimat itu berbunyi: “Pada akhirnya memang diperlukan suatu kepercayaan yang besar bahwa apa yang terjadi di Indonesia mungkin bisa dikatakan terlepas dari sumber krisis di Amerika Serikat. Bagi yang optimistis, siapa tahu tahuntahun krisis ini justru menjadi turning pointIndonesia untuk menjadi lebih patut diperhitungkan dalam perekonomian global.”
Apakah tahun 2009 yang akan berakhir ini sungguh membawa Indonesia sebagai negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian global? Indonesia sungguh beruntung karena pada tahun 2009 menjadi salah satu negara besar yang masih mengalami pertumbuhan positif bersama China dan India. Di tengah-tengah resesi global, perkembangan tersebut sertamerta menempatkan Indonesia dalam spotlightinvestor global.
Mereka berbondong-bondong melakukan investasi di Indonesia, baik dalam bentuk penanaman modal langsung maupun investasi portofolio. Pasar modal Indonesia tibatiba naik sangat tinggi sehingga banyak reksa dana ekuitas yang akhirnya boomingpada 2009 ini. Tahun 2009 juga banyak diwarnai berbagai analisis yang menempatkan Indonesia pada kedudukan sangat terhormat.Morgan Stanley, salah satu bank investasi terkemuka, menyatakan bahwa seyogianya BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) harus disisipi satu “I” lagi, yaitu Indonesia, sehingga menjadi BRIIC.
Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA) juga meluncurkan sebuah studi yang berjudul “Chindonesia” yang merupakan singkatan dari China,India,dan Indonesia. Secara resmi, keanggotaan Indonesia dalam kelompok G-20 juga menempatkan Indonesia pada kedudukan sangat terhormat. Terlebih lagi setelah statistik yang ada sungguh menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2008 ternyata berada pada posisi ke-19 dari seluruh negara di dunia, suatu kenaikan yang signifikan dari nomor 26 pada 2004 lalu.
Tahun 2009 juga diwarnai dengan pemilu yang berjalan sangat lancar dan menghasilkan pemerintahan yang menjanjikan banyak perbaikan mendasar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangi pemilu dengan suara sangat meyakinkan sehingga semestinya menghasilkan legitimasi besar dalam pemerintahan yang baru. Munculnya Boediono sebagai wakil presiden sesungguhnya diharapkan membawa warna baru dalam pimpinan kenegaraan Indonesia.
Boediono yang dikenal memiliki integritas sangat tinggi diharapkan dapat membawa banyak perbaikan dalam pengelolaan perekonomian Indonesia. Sebagai kesimpulan, tahun 2009 sungguh membawa Indonesia pada kedudukan yang sangat terhormat dan patut diperhitungkan dalam perekonomian global. Lalu apa harapan kita untuk tahun 2010? Tampaknya sudah menjadi suatu konsensus bahwa tahun 2010 memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan tahun yang akan berakhir ini.
Tanda-tanda tersebut rasanya semakin kuat pada kuartalkuartal terakhir tahun 2009 ini. Industri automotif menunjukkan gelagat kenaikan yang lebih tinggi pada 2010.Penjualan mobil dan sepeda motor di paruh kedua 2009 menunjukkan optimisme sangat tinggi. Perkembangan tersebut mengakibatkan pada 2009 yang sebelumnya diperkirakan terjadi penurunan penjualan sepeda motor sekitar 20–30% akhirnya hanya akan mengalami penurunan di bawah 10%.
Demikian juga penurunan penjualan mobil tidak separah yang diperkirakan. Pada November 2009, penjualan sepeda motor dan mobil bahkan sudah melampaui penjualan pada bulan yang sama tahun 2008 (meskipun pada bulan November 2008 memang sudah terpengaruh krisis perekonomian global). Perkembangan ini memancing para prinsipal untuk menambah kapasitas. Perusahaan Hino menambah kapasitas dari 10.000 unit menjadi 35.000 unit per tahun.
Sepeda motor Honda menambah kapasitas dari 3,1 juta unit menjadi 3,6 juta unit.Volkswagen juga berencana membangun pabrik mobil baru di Indonesia. Selain untuk pasar domestik, produk automotif Indonesia sudah banyak merambah pasar global. Indonesia akhirnya menjadi bagian dari regional production network industri automotif tersebut. Sektor properti juga tampak menunjukkan gairah baru.Bahkan, di tengah situasi yang relatif “lesu” pada 2009 yang akan berakhir ini, industri properti Indonesia masih mampu bertahan dan bahkan tetap menunjukkan perkembangan.
Pada 2010 memang sungguh diharapkan akan terjadi kebangkitan baru pasar properti tersebut. Di industri pertanian, swasembada beras yang telah terjadi pada 2008 lalu terulang pada 2009 ini. Bahkan, berdasarkan Angka Ramalan III Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia mampu menghasilkan surplus cukup besar pada 2009. Diharapkan pergeseran masa tanam pada akhir 2009 ini tidak membuat prestasi tersebut terhapus pada 2010 mendatang.
Pupuk NPK yang diyakini juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian semakin banyak diproduksi berbagai pabrik pupuk di Indonesia, terutama PT Petrokimia Gresik.Peningkatan produktivitas tersebut juga menular pada jagung dan kedelai. Pada 2010 dan sesudahnya, produksi gula merupakan hal yang sangat kritis untuk didorong kenaikannya. Baru-baru ini Chairul Tanjung, pengusaha televisi dan bankir,mengatakan bahwa 10 tahun mendatang akan merupakan tahun keemasan bagi Indonesia.
Prediksi ini mirip dengan prediksi yang berkembang di sebuah perusahaan multinasional besar, yang mengatakan bahwa lima tahun ke depan akan merupakan explosion (boom) perekonomian Indonesia.Semoga optimisme ini tidak terganggu oleh perkembangan politik yang kadang kala memang membuat buram pada gambar besar perekonomian Indonesia.(*)
URL Source: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/293262/
Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo
Pengamat Ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ya