Rabu, 01 Desember 2010

Lingkaran Presiden

Oleh: Asvi Warman Adam


Lingkaran Presiden adalah orang-orang yang sehari-hari berada di samping Presiden, membantu atau berurusan dengan Presiden, atau menyertainya ke mana pun ia bertugas. Selain istri, anak, bahkan mertua, yang paling sering berjumpa dengan Presiden di istana maupun di puri kediamannya tentu orang-orang yang mengurus keperluannya sehari-hari. Setelah itu, mereka yang bertemu dengan Presiden dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, sekretaris negara, sekretaris kabinet, para menteri lainnya, staf khusus, anggota Wantimpres, anggota UKP3R (Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi), dan seterusnya. Pada lingkaran berikutnya terdapat pimpinan partai pencalon dan pendukung Presiden serta jajarannya yang ada di parlemen. Walau memiliki tujuan sama, Wakil Presiden bagai berada di gerbong yang lain.

SBY selalu menjaga jarak dengan menteri dan staf, dengan lingkaran dalam, not too close, not too far, menurut istilah Dino Patti Djalal. “Selama mendampingi Presiden, saya tidak pernah melihat orang yang terlalu dekat dengan Presiden SBY,” demikian pengakuan sang mantan juru bicara.

Di dalam buku Pak Beye dan Kerabatnya, Wisnu Nugroho menggambarkan lingkaran Presiden RI ini yang terdiri atas birokrat (menteri, anggota Wantimpres, staf khusus, anggota UKP3R), politikus, dan petugas Istana. Selain itu, terdapat beberapa pengusaha yang mendukung program SBY, seperti Hartati Murdaya dan Tomy Winata. Di dalam buku ini digunakan ungkapan “kerabat”, meskipun sebetulnya dapat pula dipakai istilah “kroni”.

Suami Hartati, Poo Murdaya, semula pendukung Megawati dan anggota DPR dari PDIP yang dicopot dari kedudukannya. Sementara dulu pasangan suami-istri itu mendukung dua partai yang bersaing, kini tentu perbedaan itu telah sirna. Tommy Winata memiliki pesawat Transwisata, yang digunakan oleh tim kampanye pemilu presiden SBY ke berbagai tempat di seluruh Indonesia. Sebuah foto memperlihatkan SBY dan TW di tengah sawah siap panen di Desa Situ Mekar, Sukabumi. Pengusaha Nirwan Bakrie disoroti sehubungan dengan penggantian bagi korban lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo dan datang terlambat 30 menit ke Istana. Kakaknya, Aburizal Bakrie alias Ical, merapat dalam sekretariat koalisi setelah Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, pergi ke Washington. Ical adalah pengusaha, pernah tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia, yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Hubungan yang tidak harmonis antara Ical dan Mbak Ani tergambar dalam foto yang dijepret Wisnu Nugroho. Ani adalah menteri yang dibanggakan SBY yang mengangkat jempol ketika berada di kantor Dirjen Pajak Departemen Keuangan. Kemelut politik yang berkait dengan kasus Bank Century menyebabkan SBY harus merelakan kepergian Ani.

Semboyan “state that never sleeps” menyebabkan SBY dan orang di sekelilingnya bekerja siang-malam bagaikan tak kenal waktu istirahat. Atas jerih payah itu, orang-orang yang berjasa kepada SBY diberi ganjaran setimpal. Ketua (Hatta Rajasa) dan wakil ketua tim sukses (Djoko Suyanto) SBY untuk pilpres 2009 diangkat menjadi menteri koordinator. Dua juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal, menjadi menteri dan duta besar untuk Amerika Serikat. Mantan menteri dalam kabinet terdahulu diberi jatah sebagai duta besar, seperti Abdurrachman Saleh dan Hamid Awaludin. Para staf khusus Presiden merangkap sebagai komisaris BUMN. Adapun konsultan politik FOX Indonesia, yang dipimpin Choel Mallarangeng, juga sudah memperoleh “laba”.

Sementara itu, para pegawai di lingkungan Sekretariat Negara atas nama reformasi birokrasi memperoleh gaji dan tunjangan sampai dengan tertinggi Rp 36 juta per bulan. Di antara petugas non-eselon, terdapat Ibu Budi yang memasak soto untuk SBY, Saiful yang bertanggung jawab atas koper-koper rombongan Presiden, Iwan yang membawa podium untuk pidato SBY ke berbagai daerah. Di luar itu, tentu ada Pak Apiauw, yang berganti nama menjadi Sulaeman, jago pijat.

Heru Lelono adalah staf khusus yang sempat menghebohkan karena kasus blue energy (mengubah air jadi energi) dan bibit unggul Super Toy HL-2 yang bisa dipanen tiga kali setahun. Menristek Kusmayanto Kadiman pernah bercanda tentang proyek energi yang canggih itu, “Orang meminum air, berkat air itu orang bisa mendorong mobil.” Agak paradoks ketika SBY, yang cerdas dan berpendidikan tinggi, sampai dua kali terjerembap pada dua hal yang menyalahi metodologi. Paradoks lainnya adalah kelakuan Ruhut Sitompul, yang menyeberang dari partai Golkar menjadi pendukung SBY. Berbeda dengan SBY yang dikenal santun, sang “raja minyak” ini sangat terkenal ceplas-ceplos, bahkan terkadang memaki lawan bicaranya.

Dua lembaga lain yang berhubungan dengan Presiden adalah Wantimpres dan KPU. Salah seorang anggota Wantimpres, Jimly Asshidiqie, ternyata pada sekitar tahun 2001 pernah diminta mendirikan dan memimpin Partai Demokrat oleh SBY, tetapi ia menolak. Kalau Jimly bersedia, mungkin saja ia kini sudah menjadi wakil presiden. Apakah ia diminta juga oleh SBY untuk mencalonkan diri sebagai Ketua KPK (yang ternyata gagal)? KPU memiliki beberapa komisioner, salah satunya Andi Nurpati. Ketika ia menghadap Presiden pada 2007, wartawan memotret Nurpati memakai jilbab biru. Apakah itu suatu pertanda? Yang jelas, pada 2010, Andi Nurpati mundur dari KPU dan menjadi pengurus Partai Demokrat. Dalam Pemilu 2009 ia memegang posisi strategis, Ketua Divisi Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU. Karena perolehan Partai Demokrat melonjak tiga kali lipat, sebagian orang mengaitkannya dengan ketidakberesan penghitungan suara. Survei kepopuleran adalah rahasia kemenangan dalam Pemilu Presiden 2004, yang dalam Pemilu 2009 perlu diamankan dengan kelihaian teknologi informasi dalam peraihan suara.

URL Source: http://korantempo.com/korantempo/koran/2010/11/26/Opini/krn.20101126.219168

Asvi Warman Adam
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...