Zakaria (45), salah seorang pembimbing teknisi budi daya jamur menjelaskan budi daya jamur baik merang maupun jamur tiram, sebenarnya hanya ada perbedaan sedikit, yaita pada media tanamnya. Untuk jamur merang, media tanamnya berupa jerami kering. Sedangkan untuk jamur tiram media tanamnya berupa serbuk gergaji.
Budi daya jamur merang, yang harus disiapkan, pertama kombong atau kerangka gubuk yang dibuat dari bambu. Namun, pembuatan kombong hendaknya tidak menggunakan paku. Jadi, semua rangkaian diikat menggunakan tali.
Ini dilakukan agar tidak ada kandungan zat besi. Maksudnya, agar jamur merang bersifat alami. Setelah kerangka kombong dan rak-rak untuk media tanam disiapkan, langkah kedua, kerangka kombong ditutup rapat menggunakan plastik. Hal ini agar tanaman jamur tidak terkena sinar matahari langsung maupun dari tetesan embun.
Langkah berikutnya, petani menyiapkan jerami kering yang dibasahi terlebih dahulu. Setelah itu, jerami basah ditaburi kapur. Kemudian, jerami ditutup dengan terpal plastik secara rapat selama satu malam. Keesokan harinya, jerami dibalik-balik secara merata.
Setelah itu, dilakukan pencampuran dedak pada jerami dengan cara ditabur. Dan, jerami kembali ditutup rapat serta didiamkan selama satu malam lagi. Jerami diletakan dalam rak-rak kombong selama dua malam.
Setelah media tanam siap petani dapat langsung menaburkan benih jamur merang pada jerami yang telah diletakan pada rak-rak dalam kombong. Setelah itu, kombong ditutup rapat.
Tahapan berikutnya, petani menyiapkan air dalam drum untuk dimasak. Setelah air panas, uap air dimasukan dalam kombong. Ini merupakan cara penguapan. Namun, penguapan pada budi daya jamur merang dibutuhkan suhu 60 derajat. Untuk itu, setelah dilakukan penguapan, pekerjaan petani jamur tinggal menunggu hasilnya saja. Dalam waktu 12 hari, petani dapat memanen jamur merang secara bertahap, yaitu sebanyak 7 kali.
Permodalan dan Pemasaran
Petani jamur tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana dalam permodalan dan pemasaran hasil budi daya jamur merang. Sebab, H. Taufik Hidayat, Pembina Gabungan Kelompok Tani Jamur, telah memikirkan segalanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari budi daya jamur merang atau jamur tiram .
Untuk permodalan petani jamur, H. Taufik Hidayat mengatakan petani cukup meminjam uang Koperasi Syariah Citra Lampung Sejahtera milik LSM Garda Sejahtera di Bandar Lampung. Koperasi tersebut memberikan pinjaman bagi masyarakat yang membutuhkan terutama petani jamur. Maka, petani jamur cukup mengembalikan uang Koperasi Syariah Citra Lampung Sejahtera pada saat musim panen, dan angsuran bunganya relatif ringan.
Selain memberikan pinjaman modal kepada petani jamur, LSM Garda Sejahtera juga berupaya mencarikan pemasaran jamur merang dan jamur tiram. Apalagi dari budi daya jamur merang dan jamur tiram tidak mengganggu pangsa pasar. Kini, pemasaran jamur merang dan jamur tiram telah merambah pasar lokal di Bandar Lampung dan Jakarta.
Budi daya jamur merang, yang harus disiapkan, pertama kombong atau kerangka gubuk yang dibuat dari bambu. Namun, pembuatan kombong hendaknya tidak menggunakan paku. Jadi, semua rangkaian diikat menggunakan tali.
Ini dilakukan agar tidak ada kandungan zat besi. Maksudnya, agar jamur merang bersifat alami. Setelah kerangka kombong dan rak-rak untuk media tanam disiapkan, langkah kedua, kerangka kombong ditutup rapat menggunakan plastik. Hal ini agar tanaman jamur tidak terkena sinar matahari langsung maupun dari tetesan embun.
Langkah berikutnya, petani menyiapkan jerami kering yang dibasahi terlebih dahulu. Setelah itu, jerami basah ditaburi kapur. Kemudian, jerami ditutup dengan terpal plastik secara rapat selama satu malam. Keesokan harinya, jerami dibalik-balik secara merata.
Setelah itu, dilakukan pencampuran dedak pada jerami dengan cara ditabur. Dan, jerami kembali ditutup rapat serta didiamkan selama satu malam lagi. Jerami diletakan dalam rak-rak kombong selama dua malam.
Setelah media tanam siap petani dapat langsung menaburkan benih jamur merang pada jerami yang telah diletakan pada rak-rak dalam kombong. Setelah itu, kombong ditutup rapat.
Tahapan berikutnya, petani menyiapkan air dalam drum untuk dimasak. Setelah air panas, uap air dimasukan dalam kombong. Ini merupakan cara penguapan. Namun, penguapan pada budi daya jamur merang dibutuhkan suhu 60 derajat. Untuk itu, setelah dilakukan penguapan, pekerjaan petani jamur tinggal menunggu hasilnya saja. Dalam waktu 12 hari, petani dapat memanen jamur merang secara bertahap, yaitu sebanyak 7 kali.
Permodalan dan Pemasaran
Petani jamur tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana dalam permodalan dan pemasaran hasil budi daya jamur merang. Sebab, H. Taufik Hidayat, Pembina Gabungan Kelompok Tani Jamur, telah memikirkan segalanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari budi daya jamur merang atau jamur tiram .
Untuk permodalan petani jamur, H. Taufik Hidayat mengatakan petani cukup meminjam uang Koperasi Syariah Citra Lampung Sejahtera milik LSM Garda Sejahtera di Bandar Lampung. Koperasi tersebut memberikan pinjaman bagi masyarakat yang membutuhkan terutama petani jamur. Maka, petani jamur cukup mengembalikan uang Koperasi Syariah Citra Lampung Sejahtera pada saat musim panen, dan angsuran bunganya relatif ringan.
Selain memberikan pinjaman modal kepada petani jamur, LSM Garda Sejahtera juga berupaya mencarikan pemasaran jamur merang dan jamur tiram. Apalagi dari budi daya jamur merang dan jamur tiram tidak mengganggu pangsa pasar. Kini, pemasaran jamur merang dan jamur tiram telah merambah pasar lokal di Bandar Lampung dan Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ya