Rabu, 04 Mei 2011

Osama dan Obama

Publik Amerika Serikat (AS) bersuka-ria menyambut tewasnya pemimpin jaringan Al-Qaeda Osama Bin Laden dalam sebuah serangan “mematikan” yang dilakukan angkatan laut AS di sebuah kota di Pakistan.


Osama memiliki arti yang sangat penting bagi AS karena dia diyakini sebagai dalang serangan teror paling dahsyat yang dikenal sebagai peristiwa 11 September (9/11) yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.AS mengerahkan semua kekuatannya di seluruh negara sekutunya untuk mengejar, menangkap, atau membunuh Osama selama 10 tahun. Presiden Obama mengumumkan sendiri kabar kematian Osama seperti puncak kemenangan yang sudah lama dinanti. Kabar kematian Osama yang disiarkan oleh sumber utama dari Pemerintah AS menyisakan sejumlah kontroversi. Mulai dari keraguan apakah benar yang tewas dalam penyerbuan itu Osama atau orang lain hingga pemakaman di laut yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Yang jelas, pihak berwenang AS sedang mempertimbangkan untuk merilis foto Osama untuk menjawab munculnya kecurigaan terjadi rekayasa dalam berita kematian itu. Masyarakat internasional berhak untuk tahu bukti-bukti kematian buron paling dicari itu, bukan hanya dari kata-kata pejabat AS dan klaim bukti-bukti yang mereka beberkan. Publik internasional termasuk yang ada di Indonesia juga boleh meyakini atau meragukan pemberitaan itu. Termasuk mereka yang percaya bahwa kematian Osama akan membawa dunia menjadi lebih aman,damai,dan tenteram karena terorisme sudah berakhir.Tapi,bagi kalangan yang skeptis,kematian Osama tidak langsung berkorelasi positif terhadap makin surutnya aksi terorisme dan radikalisme.

Justru sebaliknya, kematian itu bisa mendatangkan semangat dan bibit-bibit terorisme baru yang semakin canggih di kemudian hari. Bagi kita, kabar ini perlu disambut baik, tapi kita tetap perlu meningkatkan kewaspadaan mengingat ancaman terorisme bisa muncul kapan dan di mana saja. Komitmen Indonesia dalam menumpas terorisme tak perlu diragukan lagi. Dunia mengakui kemampuan aparat keamanan kita dalam melumpuhkan para gembong teroris nomor wahid Asia Tenggara.Kepolisian RI bahkan langsung merilis foto tokoh-tokoh teroris tidak lama setelah melakukan penyergapan.

Ini patut menjadi contoh bagi negara lain, termasuk AS yang seringkali mengundang kecurigaan dan kontroversi saat melakukan penyerbuan dan penangkapan teroris.Kasus penyergapan Osama adalah taruhan besar kredibilitas Presiden Barack Obama yang dipastikan akan maju lagi pada pemilihan presiden 2012. Sekarang Obama memperoleh poin besar dari kematian Osama dikaitkan dengan kondisi politik dalam negerinya.Tapi, terlalu berisiko jika di kemudian hari nanti aroma rekayasa begitu kuat dalam penyerbuan Osama itu. Kita ingat bagaimana Presiden George W Bush dengan buktibukti yang seolah-olah meyakinkan menyatakan bahwa Presiden Irak Saddam Hussein adalah ancaman bagi keamanan dunia karena mengembangkan senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction/WMD).

Karena itu,invasi pasukan AS ke Irak pada Maret 2003 untuk menggulingkan Saddam adalah keharusan. Belakangan kita ketahui bahwa semua bukti yang disampaikan Bush adalah kebohongan belaka. Program senjata pemusnah massal Irak diketahui sudah dihentikan sejak 1991.Tapi, Irak telanjur porak-poranda oleh invasi itu. Ini pelajaran penting bagi Obama yang diharapkan mampu mengubah wajah AS yang begitu agresif pada masa Bush junior.

Terlepas apakah ada rekayasa atau tidak dalam kematian Osama, kita harus yakin terorisme adalah ancaman bagi seluruh warga dunia. Kematian gembong teroris hanyalah satu hal di antara banyak faktor yang menyuburkan ajaran terorisme itu.Kita harus terus waspada.

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/396524/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...