Mengatakannya memang mudah, yang sulit adalah menjalankannya. Berbagai cara telah banyak diberikan oleh manusia untuk mengatasi kegagalan. Yang paling sulit adalah menjalankan cara itu agar kita terbebas dari kegagalan. Banyak orang yang berhasil mengatasi kegagalannya, tapi begitu banyak yang kecewa dan frustasi dengan kegagalannya. Berbagai cara dan jalan dilakukan untuk mengatasinya, tapi semua itu tak memberikan hasil. Yang namanya gagal selalu saja datang menghampiri.
Terkadang timbul rasa iri dalam hati. Melihat orang berhasil. Sepertinya orang lain jauh dari kata gagal. Sedangkan diri kita akrab sekali dengan gagal, bahkan setiap saat selalu gagal. Kalau sudah begini, kenapa kita selalu gagal, dan orang selalu berhasil ?
Kehidupan kita ini hanya memberikan pilihan pada dua hal. Pertama sukses, dan yang kedua gagal. Kesuksesan dan kegagalan selalu datang silih berganti. Kalau tidak gagal ya sukses. Orang yang sukses sekarang ini mungkin sebelumnya gagal. Demikian pula, orang gagal hari ini mungkin besok sukses. Kalau demikian apa yang harus dilakukan ketika sukses atau ketika gagal ?
Sukses dan gagal merupakan sunatullah atau hukum alam yang menjadi takdir manusia. Ketika sukses harus bersabar, terlebih saat kita gagal. Ketika gagal kita harus bersyukur, terlebih saat kita berada dalam kesuksesan. Kegagalan dan kesuksesan merupakan wadah bagi Allah swt untuk menguji kita sebagai hamba-Nya apakah kita termasuk orang yang sabar dan bersyukur. Hanya dengan sabar dan syukur hidup kita bahagia.
Ketika berhasil maka bersyukurlah, karena syukur itu baik bagi kita. begitu juga ketika gagal, maka bersabarlah karena sabar itu juga baik bagi kita. tak jarang orang sukses malah menjadi kufur dan takabur, orang gagal menjadi ingkar dan maker. Kegagalan menjadikan diri kita berusaha untuk melawan sunatullah itu. Kita menjadi yakin bahwa Allah swt tak sayang dengan kita, serta berprasangka buruk kepada-Nya. Kegagalan telah menjadikan diri kita manusia yang tak percaya kepada-Nya. Kita menganggap bahwa kegagalan kita karena Allah swt marah dengan kita. Kita menjadi tak percaya kepada-Nya, dan keimanan menjadi luntur dari hati kita.
Demikian pula saat sukses. Kita mengklaim bahwa kesuksesan itu berkat hasil usaha kita semata. Jangankan Allah swt, manusia lainnya pun tak memiliki andil dalam kesuksesan itu. Kesuksesan telah membuat kita kufur. Kita menjadi sombong, angkuh, dan lain sebagainya. Kesuksesan seperti ini tentu tak akan membawa berkah bagi kita dan semua umat manusia. Kita dengan bangga mengatakan bahwa sukses yang kita raih karena semata jerih payah kita. denarkah demikian ?
Kegagalan dan kesuksesan selalu datang silih berganti. Ketika gagal menghampiri, yakinlah bahwa berjuta kesuksesan pasti akan menyusul. Demikian sebaliknya, ketika sukses ingtlah bahwa beribu kegagalan juga akan segera datang. Karenanya, gagal itu baik, tetapi sukses jauh lebih baik.Demikian pula saat sukses. Kita mengklaim bahwa kesuksesan itu berkat hasil usaha kita semata. Jangankan Allah swt, manusia lainnya pun tak memiliki andil dalam kesuksesan itu. Kesuksesan telah membuat kita kufur. Kita menjadi sombong, angkuh, dan lain sebagainya. Kesuksesan seperti ini tentu tak akan membawa berkah bagi kita dan semua umat manusia. Kita dengan bangga mengatakan bahwa sukses yang kita raih karena semata jerih payah kita. denarkah demikian ?
sumber: http://icai.blogdetik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ya