Sabtu, 22 Agustus 2009

Mengantisipasi Dampak El Nino

Oleh: Dr Ir Mohammad Jafar Hafsah

Akhir-akhir ini El Nino kembali ramai diperbincangkan, meskipun tidak seramai perhatian terhadap pengeboman di Mega Kuningan yang setiap hari menghiasi wajah media elektronik dan media cetak, El Nino menjadi agenda khusus rapat kabinet yang berlangsung minggu ketiga dan minggu keempat bulan Juli kemarin.


El Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudra Pasifik bagian timur menjelang Hari Natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam, yakni meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator di atas nilai rata-ratanya. Fenomena El Nino dapat menyebabkan curah hujan di berbagai negara, termasuk sebagian besar wilayah Indonesia berkurang hingga berpotensi menimbulkan kekeringan panjang.

Dampak El Nino

Musim kemarau yang berkepanjangan dapat mengganggu masa tanam padi. Nah, kondisi ini dikhawatirkan mengganggu pasokan beras, karena El Nino yang saat ini mengancam, berpotensi memengaruhi masa tanam di kuartal terakhir.Berbagai dampak kekeringan yang dapat ditimbulkan antara lain menurunnya persediaan air (air permukaan dan air tanah), terganggunya pola tanam, pertanaman mengalami puso,meningkatkan serangan organisme perusak tanaman (OPT), dan kebakaran hutan.

Pengalaman El Nino di masa lalu telah mengakibatkan kekeringan yang banyak merugikan sektor pertanian.Pada 1997 seluas 517.614 ha, tahun 2003 seluas 568.619 ha dan tahun 2006 seluas 338.261 ha. Sebagai gambaran dampak buruk El-Nino tahun 1997, sawah mengalami kekeringan dan terjadi kebakaran hutan di berbagai tempat. Kekeringan sawah berdampak pada penurunan produksi beras sehingga Indonesia harus mengimpor beras sekitar 5 juta ton,demikian pula kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang menimbulkan kabut asap hingga ke negeri tetangga.

Langkah Pemerintah

Beberapa lembaga internasional (JAMSTEC-Jepang, BoM-Australia, NOAA-USA) telah memberikan prediksi El-Nino, meskipun satu sama lainnya berbeda. Badan Meteorologi,Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) pun terus mengkaji dan mengamati untuk memprediksi besaran ancaman kekeringan akibat El Nino yang diperkirakan bisa mengganggu sebagian kawasan Indonesia bagian barat dan sebagian wilayah timur,namun kuat atau lemahnya pengaruh El-Nino baru bisa dipastikan bulan Agustus ini.

Sebagai antisipasi,sebelumnya pemimpin negara Asia Tenggara beserta China, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3) sepakat membentuk cadangan beras bersama untuk menghadapi dampak El Nino. Dengan cadangan ini diharapkan tak ada negara yang kekurangan beras.Setiap negara anggota diminta menyetorkan beras dalam jumlah tertentu. Meski hingga September mendatang diprediksi Indonesia masih aman dari pengaruh kekeringan ekstrem,namun pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasinya.

Presiden SBY menginstruksikan langkah- langkah berikut untuk mengantisipasi dampak El Nino, yaitu pertama meningkatkan produksi padi untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan. Kedua, percepatan masa tanam di daerah tertentu.Ketiga, mengembangkan varietas padi yang bisa ditanam dan tumbuh di daerah sedikit air. Keempat,memanfaatkan lahan basah atau rawa saat airnya susut untuk difungsikan menjadi sawah seperti di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah yang diperkirakan mencapai 1,8 juta ha dapat difungsikan menjadi sawah.

Kelima, memastikan gudang atau lumbung terjaga agar surplus sejak 2007 bisa tersimpan aman dalam gudang dan lumbung sebagai cadangan. Keenam, meningkatkan peran penyuluh untuk memberikan bimbingan teknis dan pendampingan pada para petani. Ketujuh, pengecekan saluran irigasi,waduk, dan situ di seluruh Indonesia yang harus berfungsi baik saat ancaman kekeringan akibat El Nino datang. Berbagai langkah lain yang dilakukan pemerintah untuk menge l i m i n a s i dampak El Nih adalah sebagai berikut.

Pertama, melalui Bulog, meningkatkan pengadaan beras menjadi 4 juta ton, sehingga stok di gudang Bulog, memadai untuk 4–5 bulan.Kedua, melanjutkan program beras untuk orang miskin (raskin) yang berubah menjadi beras bersubsidi (rasdi) untuk 12 bulan ke depan dengan rumah tangga sasaran (RTS) mencapai 17,5 juta rumah tangga.

Ketiga, program pemanfaatan hasil pendataan usaha tani (PUT) sehingga bantuan langsung dapat diberikan kepada petani sebagai pihak yang terkena dampak buruk El Nih. Keempat, penyediaan dana siaga pangan untuk menjaga stabilitas pangan sekitar Rp2–3 triliun dalam APBN 2010 untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk El Nino pada 2010.

Langkah Operasional

Selain itu, berbagai langkah operasional yang mesti dilakukan untuk mengatasi dampak El Nino melalui kerja sama terpadu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta partisipasi petani. Pertama, pemetaan daerah berpotensi kekeringan, serta menyosialisasikan informasi iklim kepada pemerintah daerah dan petani tentang informasi mulainya awal musim (musim hujan dan musim kemarau).

Hal itu agar masyarakat tidak memaksakan diri menanam padi pada musim kemarau, terutama areal yang tidak ada irigasinya. Kedua, penjadwalan tanam sesuai ketersediaan air. Di daerah yang beririgasi teknis dilakukan percepatan tanam yang dibarengi dengan mobilisasi mesin pengolah lahan.Ketiga, menerapkan usaha tani dengan varietas yang relatif sedikit memerlukan air seperti kacang hijau,sorgum,dan palawija lainnya. Keempat, menyiapkan pompa air untuk sumur pantek dan air permukaan.

Kelima, menggunakan alat dan mesin untuk mempercepat pengolahan tanah yang dibarengi mobilisasi pompa air bagi areal pertanaman padi yang terancam kekeringan. Keenam,memfungsikan dan meningkatkan partisipasi perkumpulan petani pemakai air (P3A) dalam rehabilitasi dan pendistribusian air irigasi. Ketujuh, melaksanakan secara aktif gerakan hemat air dan pengaturan distribusi air (gilir giring), pemeliharaan dam/embung untuk menampung air.

Terakhir,memberdayakan tim pemantau (pusat dan daerah) untuk melakukan pemantauan secara intensif. Belajar dari berbagai pengalaman di masa lalu dalam menghadapi El Nino, ke depan kita harus lebih siap untuk mengurangi dan menghindari berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya.(*)

URL Source: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/264182/



Dr Ir Mohammad Jafar Hafsah
Ketua Dewan Pembina Perhiptani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...