Rabu, 25 Juli 2012

INVESTASI TAMBANG: Celanese & Pertamina bangun 4 pabrik etanol

Celanese Corporation menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk membangun empat pabrik etanol dari pengolahan batu bara dengan nilai sekitar US$6 miliar—US$8 miliar pada 2020.
Steven M. Sterin, Chief Financial Officer sekaligus President, Advanced Fuel Technologies Celanese Corporation mengatakan bahan bakar sintetis etanol yang diproduksi bisa menghasilkan oktan number paling tinggi, yakni 130.

“Dalam nota kesepahaman [MoU] kerja sama yang kami tandatangani hari ini dengan Pertamina, Celanese dan Pertamina akan bersama-sama menentukan pengaturan sistem pasokan, mencari lokasi pabrik, hingga strategi distribusi,” ujar Steve usai menandatangani MoU, hari ini.

Steve mengatakan pihaknya sedang melakukan studi kelayakan bersama Pertamina. Setelah studi kelayakan rampung dalam enam bulan, baru kemudian meminta persetujuan pemerintah dan memproses seluruh perizinan yang diperlukan.

“Setelah seluruh perizinan diperoleh, pabrik pertama diharapkan bisa memulai konstruksi kurang lebih 30 bulan atau bisa beroperasi sekitar 2015—2016. Investasi satu pabrik sekitar US$1,5—US$2 miliar atau US$6—US$8 miliar untuk total empat pabrik,” ujarnya.

Menurut Steve, permintaan bahan bakar transportasi di Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 25 juta ton dan akan meningkat 6% setiap tahunnya hingga 2020. Steve mengklaim dengan adanya proyek ini bisa mengurangi impor BBM dan membuka banyak lapangan kerja.

“Untuk mencapai 10% campuran bahan bakar etanol dengan oktan tinggi pada 2020, Indonesia membutuhkan hingga empat unit pabrik etanol. Hal ini bisa mengurangi kebutuhan impor Pertamina lebih dari 30 juta barel per tahun,” jelas Steve.

Selain itu, proyek ini juga bisa memanfaatkan batu bara kalori rendah yang berlimpah di Indonesia. Steve mengaku pihaknya telah menjajaki beberapa perusahaan batu bara untuk memasok kebutuhan batu baranya, namun sayang ia enggan merinci nama-namanya.

“Satu pabrik memerlukan lebih dari 4 juta ton batu bara per tahun. Ada pun kapasitas satu pabrik bisa menghasilkan 1,1 juta ton etanol per tahun atau ekuivalen 1,3 miliar liter per tahun,” ujarnya.

Celanese Corporation merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang teknologi dan bahan baku khusus. Mereka tertarik bekerjasama dengan Pertamina untuk mengembangkan proyek bahan bakar sintesis etanol dengan menggunakan teknologi mutakhir proses produksi etanol TCX miliknya.

“Teknologi TCX bisa membantu Indonesia memenuhi permintaan bahan bakar transportasi yang terjangkau, produksi lokal, berkualitas tinggi, ramah lingkungan, dan aman,” ujar Steve.

Menurut Steve, ini adalah proyek ketiganya setelah dua pabrik sebelumnya yang sudah ada, yakni di Amerika Utara dan China. Celanese belum memutuskan apakah akan membentuk anak usaha patungan bersama Pertamina. Yang jelas, produksinya nanti tidak hanya untuk domestik, tapi juga di luar Indonesia.

“Yang jelas, harganya bahan bakarnya nanti bisa 30% lebih murah dari bensin nonsubsidi,” ujar Steve.

Dihubungi terpisah, Afdal Bahaudin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina mengatakan ini baru sebatas MoU untuk mengkaji layak atau tidaknya membangun pabrik ethanol secara keekonomian.

“Kalau layak, prioritas kami untuk domestik dulu. Mudah-mudahan layak untuk mengembangkan fuel ethanol,” ujarnya dalam pesan singkatnya kepada Bisnis usai menandatangani MoU, Kamis (19/7/2012). (msb)

Sumber: http://www.bisnis.com/articles/investasi-tambang-celanese-and-pertamina-bangun-4-pabrik-etanol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...