Senin, 14 Juni 2010

Seks Ariel dan Gatoloco

Ribut video porno. Itu karena pemerannya mirip Ariel dari grup musik Peterpan dan lawan mainnya mirip Luna Maya artis kondang. Si mirip Ariel itu juga ho ho hi he sama si mirip Cut Tari, istri orang. Keganasan petualangan cinta ini mengingatkan pada Gatoloco, lelanange jagad. Betulkah itu hanya mirip Ariel? Bagaimana kalau ternyata Ariel betulan?

Saya tidak mau bercerita tentang video porno itu. Soalnya saya tahu mayoritas telah nonton. Saya juga tak mengulas gaya persenggamaan, karena gaya itu telah akrab dengan kakek-nenek, bapak-ibu, sampai anak-anak yang belum masanya mengenal ‘jurus’ begituan. Teknologi informasi mendidik ‘tamu ngeres’ itu tidak santun. Dia ‘nyelonong boy’ sesuka hati. Di hand-phone tersedia layanan. Di rumah-rumah fasilitas memungkinkan. Dan di warnet apalagi. Nonstop online biar sering dioperasi.

Video porno ini sudah lama berkembang sebagai rumor. Katanya Ariel (mirip) berhubungan intim dengan Luna Maya (mirip). Gambar hidup mesum itu menjalar dari hand-phone ke hand-phone. Dan ‘penjalaran’itu akhirnya berubah menjadi tebak-tebakan. Betulkah itu Ariel? Benarkah si cantik itu Luna Maya? Soalnya amat disayangkan jika kegantengan dan kecantikannya diobral murah.

Teka-teki yang tidak saling silang itu belum sempat terpecahkan, eh tahunya si mirip Ariel ini hadir kembali. Ini kali bukan sama si mirip Luna Maya, tapi dengan si mirip Cut Tari. Celakanya yang belakangan ini bukan ‘sorangan’. Dia sudah bersuami dan punya momongan.

‘Tragedi buah apel’ terakhir ini pencuat video mesum itu. Jika mirip Luna Maya dan mirip Ariel orang masih permisif karena mereka berpacaran. Tapi ‘begituan’ dengan mirip Cut Tari sudah memasuki ‘pal merah’. Zona larangan yang tak baik bagi siapa saja. Merusak pagar ayu. Pagar makan tanaman. Celakanya sampai kini dua petualangan cinta para ‘miripus’ itu masih dalam tahap telisik.

Di jagad metafisis juga terdapat tokoh nafsi-nafsi macam ini. Malah lebih ganas dibanding si mirip Ariel. Namanya Gatoloco. Dia memproklamasikan diri sebagai lelanange jagad. Kejantanan jagad. Tampilannya tidak segagah Ariel. Tidak setampan. Tidak sengetop. Dan kalau digeneralisasi, prejengannya memang tidak pantas disebut sebagai Don Juan, penakluk perempuan.

Buruk rupa itu teridentifikasi melalui penggambaran kepalanya agak benjol memanjang, tubuh kecil dekil, mata sipit, mulut mungil, dan kulit hitam bersisik. Fisik ‘hancur-hancuran’ itu untung didukung otak brillian, harga diri sepadan, dan watak yang benar-benar jantan. Ini membuat dia tak sekadar disegani tapi sekaligus ditakuti. Orang takut berperkara dengannya.

Prestasi urakannya ‘berseks-ria’ diukir saat dia memasuki Cemara Jamus. Ini negeri ‘trembini’ yang pemimpin dan rakyatnya semua cewek. Dia menantang ratu plus seluruh senopati. Tidak melalui adu otot, namun lewat cangkriman. Tebak-tebakan persoalan hakekat hidup.

Melihat lelaki jelek rupa dan ‘kumus-kumus’ nantang adu otak untuk mengawini semua, para dara jelita itu tersinggung. Mereka panas hati dan tertantang melayani. Perempuan-perempuan itu siap pasrah diri mengabdi pada Gatoloco di tempat tidur jika kalah. Tapi kalau menang, Gatoloco harus siap ‘disate’ ramai-ramai. Dibunuh!

Dasar serat tergantung yang ‘nyerat’ (menulis), maka Gatoloco pun dimenangkan. Gadis-gadis cantik itu, dari Mlenukgembuk, Dewi Dudulmendut, Rara Bawuk, Dewi Bleweh, sampai sang ratu Retno Dewi Lupitwati takluk. Mereka diperistri. Adakah setelah itu Gatoloco menggelar pesta seks?

Semua gadis-gadis itu memang ditelanjangi. Tiap jengkal tubuh perawan itu dituding dan dimaknai. Diberi wejangan tentang jalan menjadi perempuan berbudi dan istri teladan. Juga bagaimana gambaran soal ‘iman’ dan batasan makmum. Setelah 'ceramah' panjang itu usai, Gatoloco pergi begitu saja. Dia ngeloyor jauh di luar sana untuk mencari ruang pengembaraan baru.

Tapi siapa sebenarnya Gatoloco yang bertampang urakan tapi berbudi luhur itu? Jangan kaget, dia sebutan lain dari kemaluan laki-laki. Dia santun karena 'yang punya' memang memiliki kesantunan. Dia tidak membiarkan kemaluannya liar meniru binatang. Dia menjaga kehormatan sebagai lelaki beradab di tengah puluhan perempuan pasrah yang siap di-apa-saja-kan. Sebab Gatoloco tahu nafsu seks itu simbol peradaban paling bawah.

Adakah dengan begitu mirip Ariel, mirip Luna Maya, mirip Cut Tari itu tipe manusia tidak beradab? Jawabnya: ya!

*Djoko Suud Sukahar: pemerhati budaya, tinggal di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...