Sepuluh perusahaan besar akan bangun pabrik gula di 11 wilayah di Tanah Air untuk mendukung upaya swasembada gula.
Perusahaan tersebut adalah PT Wilmar, PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP), PT Rosan Kencana Perkasa, PT Bina Muda Perkasa/Market IndoSelaras, PT Gemilang Unggul Luhur Abadi, PT Gula Manis Tinanggea, PT Sumber Mutiara Indah Perdana, PT Permata Hijau Resources, PT Duta Plantation Nusantara, dan PT Sukses Mantap Sejahtera.
Investasi yang diperlukan untuk pembangunan satu unit pabrik gula berkapasitas 15.000 ton cane per daya (TCD) mencapai Rp1,5 triliun, kapasitas 10.000 TCD mencapai Rp1 triliun, dan 6.000 TCD mencapai Rp 600 miliar.
Pada cetak biru swasembada gula nasional 2010-2014 yang diterima Bisnis kemarin diketahui pembangunan pabrik tersebut rata-rata berkapasitas 8.000 ton cane per day (TCD) hingga 12.000 TCD.
Tempat pembangunan pabrik gula tersebut mulai dari Merauke, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Riau, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat.
Wilmar, pemain besar di sektor perkebunan kelapa sawit itu, dikabarkan akan membangun pabrik berkapasitas 8.000 ton dengan potensi/cadangan areal sekitar 10.000 ha di Merauke.
BSP akan membangun dengan kapasitas 12.000 ton dengan potensi/cadangan areal 50.000 ha di Merauke.
Pada awal tahun lalu, telah dilaksanakan pemaparan oleh PT Bakrie Sumatera Plantations dalam rangka investasi pengembangan industri gula berbasis tebu di Kabupaten Merauke dengan sasaran mendorong percepatan produksi gula menuju swasembada gula nasional. Paparan dilaksanakan di Direktorat Jenderal Perkebunan Deptan yang dihadiri pejabat dari berbagai instansi terkait, baik tingkat Provinsi Papua, Kabupaten Merauke dan lingkup Deptan serta Asosiasi Gula Indonesia. Berlandaskan Program pemerintah untuk gula dan bahan bakar minyak yaitu roadmap swasembada gula nasional dan roadmap pengembangan biofuel, PT BSP berencana mendirikan pabrik gula dan bio etanol di wilayah Distrik Okaba.
Hasil survei Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) areal potensial untuk pengembangan tebu di Kabupaten Merauke seluas 220.000 ha. Area survei PT BSP berada di dalam wilayah Distrik Okaba seluas 70.000 ha berupa hutan (86%), rawa (5%), lahan terbuka (10%), semak (1%).
Bulan kering
Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian (Deptan) Achmad Mangga barani mengatakan produktivitas tebu di Merauke bisa mencapai 100 ton per hektare dan menghasilkan rendemen gula mentah 16%, sedangkan untuk gula kristal putih bisa mencapai 13%.
Hal tersebut, jelas Achmad, disebabkan oleh bulan kering atau musim kering di Merauke selama 4 bulan dalam 1 tahun sehingga dapat menghasilkan rendemen di atas 11%.
Achmad memperkirakan sebuah pabrik gula rafinasi membutuhkan lahan 20.000-30.000 hektare, sedangkan di Indonesia ada 250.000-300.000 hektare lahan yang masih berpotensi untuk itu.
Dirut PTPN X Subiyono menuturkan total pabrik gula yang ada di Indonesia saat ini mencapai 61 yang terdiri dari 51 milik BUMN dan sisanya swasta.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar investasi yang diperlukan untuk pembangunan satu unit pabrik gula berkapasitas 15.000 TCD mencapai Rp1,5 triliun. Kapasitas 10.000 TCD mencapai Rp1 triliun, dan 6.000 TCD mencapai Rp600 miliar. (diena.lestari@bisnis.co.id)
Perusahaan tersebut adalah PT Wilmar, PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP), PT Rosan Kencana Perkasa, PT Bina Muda Perkasa/Market IndoSelaras, PT Gemilang Unggul Luhur Abadi, PT Gula Manis Tinanggea, PT Sumber Mutiara Indah Perdana, PT Permata Hijau Resources, PT Duta Plantation Nusantara, dan PT Sukses Mantap Sejahtera.
Investasi yang diperlukan untuk pembangunan satu unit pabrik gula berkapasitas 15.000 ton cane per daya (TCD) mencapai Rp1,5 triliun, kapasitas 10.000 TCD mencapai Rp1 triliun, dan 6.000 TCD mencapai Rp 600 miliar.
Pada cetak biru swasembada gula nasional 2010-2014 yang diterima Bisnis kemarin diketahui pembangunan pabrik tersebut rata-rata berkapasitas 8.000 ton cane per day (TCD) hingga 12.000 TCD.
Tempat pembangunan pabrik gula tersebut mulai dari Merauke, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Riau, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat.
Wilmar, pemain besar di sektor perkebunan kelapa sawit itu, dikabarkan akan membangun pabrik berkapasitas 8.000 ton dengan potensi/cadangan areal sekitar 10.000 ha di Merauke.
BSP akan membangun dengan kapasitas 12.000 ton dengan potensi/cadangan areal 50.000 ha di Merauke.
Pada awal tahun lalu, telah dilaksanakan pemaparan oleh PT Bakrie Sumatera Plantations dalam rangka investasi pengembangan industri gula berbasis tebu di Kabupaten Merauke dengan sasaran mendorong percepatan produksi gula menuju swasembada gula nasional. Paparan dilaksanakan di Direktorat Jenderal Perkebunan Deptan yang dihadiri pejabat dari berbagai instansi terkait, baik tingkat Provinsi Papua, Kabupaten Merauke dan lingkup Deptan serta Asosiasi Gula Indonesia. Berlandaskan Program pemerintah untuk gula dan bahan bakar minyak yaitu roadmap swasembada gula nasional dan roadmap pengembangan biofuel, PT BSP berencana mendirikan pabrik gula dan bio etanol di wilayah Distrik Okaba.
Hasil survei Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) areal potensial untuk pengembangan tebu di Kabupaten Merauke seluas 220.000 ha. Area survei PT BSP berada di dalam wilayah Distrik Okaba seluas 70.000 ha berupa hutan (86%), rawa (5%), lahan terbuka (10%), semak (1%).
Bulan kering
Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian (Deptan) Achmad Mangga barani mengatakan produktivitas tebu di Merauke bisa mencapai 100 ton per hektare dan menghasilkan rendemen gula mentah 16%, sedangkan untuk gula kristal putih bisa mencapai 13%.
Hal tersebut, jelas Achmad, disebabkan oleh bulan kering atau musim kering di Merauke selama 4 bulan dalam 1 tahun sehingga dapat menghasilkan rendemen di atas 11%.
Achmad memperkirakan sebuah pabrik gula rafinasi membutuhkan lahan 20.000-30.000 hektare, sedangkan di Indonesia ada 250.000-300.000 hektare lahan yang masih berpotensi untuk itu.
Dirut PTPN X Subiyono menuturkan total pabrik gula yang ada di Indonesia saat ini mencapai 61 yang terdiri dari 51 milik BUMN dan sisanya swasta.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar investasi yang diperlukan untuk pembangunan satu unit pabrik gula berkapasitas 15.000 TCD mencapai Rp1,5 triliun. Kapasitas 10.000 TCD mencapai Rp1 triliun, dan 6.000 TCD mencapai Rp600 miliar. (diena.lestari@bisnis.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ya