Kamis, 05 Maret 2009

Fakta Tentang Jalan Ketiga

Oleh: Hendri Kuok



New Labour Party : Aku masih seperti yang dulu

Publikasi United Nations Human Development Report telah menempat- kan Inggris di nomor 15 dari 17 negara industri dalam tingkat kemiskinan. Insfitute for Fiscal Studies juga melakukan riset yang menunjukkan bahwa antara pertengahan tahun 70-an dan tahun 90-an, jumlah penduduk yang memperoleh pendapatan di bawah 5G % dari rata-rata pendapatan norrnai, meningkat dari tiga juta penduduk menjadi sebelas juta penduduk. Sementara itu, untuk penduduk yang hidup di bawah tingkat kemiskinan tidak mengalami peningkatan hidup sejak tahun 60-an.’ Dalam waktu beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan bagaimana ribuan lapangan kerja telah hilang di Inggris, sebagai contoh di Inggris pada tahun 1980 industri manufaktur mempekerjakan tujuh juta buruh, sedangkan di tahun 1998 hanya tersisa sekitar 3,9 juta buruh. Nilai ekspor menurut dari 6,4 % di tahun 1997 menjadi 3,9 % di tahun 1998. Sementara itu industri manufaktur di Inggris sendiri mengalami defisit sebesar 20 juta pound.

Secara umum, perekonomian Inggris bisa dikatakan berada dalam grafik menurun. lndustri di Inggris sudah tidak mempunyai daya saing lagi di pasar dunia. Hal ini disebabkan karena para kapitalis di Inggris sudah tidak tertarik untuk menginvestasikan modal mereka di bidang industri; sebagian besar dari mereka mengirimkan modal mereka ke luar negri. Sementara itu, untuk industri yang tersisa, mereka sudah tidak memberi perhatian yang besar lagi, misalnya untuk biaya training buruh mereka hanya mengeluarkan dana 0,3 % dari pendapatan mereka. Bandingkan angka ini dengan Jepang dan Jerman yang menghabiskan biaya enam kali lebih besar untuk training buruh. Jadi lnggris telah masuk ke dalam era low skill economy, bisa dikatakan bahwa hanya sekitar 35 % buruh di Inggris yang merupakan skil/ed workers dan jumlah anak muda antara 16-25 tahun yang berpendidikan memadai juga hanya mencapai angka 35 %. Di tambah lagi dengan kondisi di mana biaya produksi di Inggris 20 pesen lebih besar dibandingkan biaya produksi di negara Eropa lainnya.

Dalam kondisi seperti ini, Tony Blair tidak bisa berbuat dengan Third Way-nya, bahkan ketika bertemu dengan para buruh yang baru kehilangan pekerjaan di Fujitsu, yang merupakan konstituen Blair, dia hanya mengatakan bahwa ”kalian tidak dapat menyalahkan pasar bebas.” Menurut Blair sendiri Jalan Ketiga adalah sebuah nilai--”nilai tradisional dalam membentuk tatanan dunia baru.” Tatanan dunia bagaimanakah yang telah diubah oleh Blair selama beberapa tahun ia bekuasa?

Salah satu proyek Blair yang terlihat nyata adalah kreasi New Labour Party: Di sini, Blair berusaha mentransformasikan Partai Buruh Inggris menjadi partai. kapitalis seperti Partai Demokrat di Amerika Serikat. Hal ini mulai dilakukan Blair dengan mengubah personel dalam Partai Buruh Inggris sejak pemilu 1997. Dalam pemilu 1997, hanya 13 % dari anggota parlemen yang berlatar belakang kelas buruh, sedangkan 45 % berlatar belakang kaum professional, 9 % berlatar belakang- kaum businessman, dan 3 % dari non manual job. Blair telah berusaha merekrut anggota dari kalangan kelas menengah dan kelas atas, atau bahkan bekas anggota Partai Tory yang sakit hati, ke dalam Partai Buruh.

Usaha yang dilakukan Blair dalam mentranformasikan partai buruh, mungkin membuktikan bahwa sebenarnya Jalan Ketiga bukan merupakan kombinasi antara nilai- nilai sosial demokrasi dengan neo liberalisme; Jalan Ketiga dengan hfew Eabour Party Blair adalah jatan bagi neo liberalisme. Tranformasi partai buruh a la Blair sebenarnya merupakan usaha untuk mempertegas jalan bagi neo liberalisme. Hal ini sebenarnya juga pernah dilakukan oleh pendahulu Blair, yaitu Perdana Menteri Harold Wilson yang berkuasa dari tahun 1964 hingga tahun 1970. Jikalau Blair mencoba meniru Clinton, maka Wilson mencoba untuk meniru Kennedy, dan ketika itu pun Wilson sudah mengedapankan ide New Labour Party.

Untuk lebih memahami karakter Partai Buruh Inggirs maka kita perlu melihat ke belakang pada sejarah perkembangannya. Didirikan di tahun 1900, partai buruh diharapkan menjadi wadah politik bagi kaum buruh agar mempunyai wakil di parlemen, karena pada waktu itu partai politik yang ada yaitu partai Liberal dan 7ories hanya mewakili kepentingan para pengusaha dan pemilik modal. Akan tetapi dalam perjalanan sejarahnya, Partai Buruh Inggris secara perlahan lahan mulai mengkhianati para pendukungnya dan bekerja sama dengan kapitalis. Misalnya, pada tahun 1945, pemerintahan Partai Buruh menasionalisasikan beberapa pertambangan, perusahaan kereta api, dan perusahaan publik lainnya; nasionalisasi ini bukan untuk kepentingan kaum buruh tetapi lebih merupakan usaha untuk menyelamatkan para pengusaha di sektor tersebut yang hampir bangkrut.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Partai Buruh juga mengambil sikap untuk menjalankan kebijakan Bretton Woods Agreement dan melakukan intervensi terhadap serikat-serikat buruh demi kepentingan pertumbuhan ekonomi. Di tahun 1974-1979, pemerintahan Partai Buruh semakin menjadi pengkhianat bagi kaum buruh dimana ketika itu Inggris sedang berada dalam krisis ekonomi, pemerintah justru melakukan pemotongan subsidi besar- besaran dan menjalankan kebijakan penghematan dari International Monetary Fund (IMF). Dibutuhkan waktu belasan tahun bagi partai buruh untuk bangkit kembali, dan selama periode mereka menjadi oposisi juga tidak ada perubahan sikap, misalnya ketika menghadapi pemogokan buruh pertambangan di tahun 1984-1985, Partai Buruh justru mengambil sikap untuk mendorong agar pemogokan dihentikan dan mendukung PHK yang dilakukan oleh Thatcher.’

JikaIau Blair ingin mengubah wajah Partai Buruh Inggris menjadi lebih baik, tentu solusinya bukan dengan menjadikan partai itu menjadi partai borjuis dengan diisi oleh kaum borjuis, atau memang proyek Blair bertujuan untuk mempertegas karakter Partai Buruh Inggris. Kebijakan praktis yang diambil oleh Tony Blair selama memerintah semakin menunjukkan bahwa sebenanrnya dia hanya menjalankan kebijakan neo liberal seperti pendahulunya. Hal ini bisa dilihat dari tiga keputusan besar yang dibuat oleh Blair, pertama, melepaskan kontrol pemerintahan atas Bank of Eng/and dan memberikan otoritas kepada mereka untuk menentukan kebijakan moneter sendiri. Kebijakan kedua adalah pemotongan angggaran sebesar sebelas pond per minggu untuk subsisi single mother. Ketiga adalah pemungutan sumbangan pendidikan bagi semua mahasiswa di seluruh universitas tanpa ada kecuali. Tidak berhenti disini saja, Blair melakukan privatisasi atas perusahaan kereta api, meskipun hanya 15 % dari penduduk yang mendukung ini tapi ia tetap bergeming maju dengan kebijakannya itu.

Resep Schroeder dan Cardoso

Pada September 1998, Partai Sosial Demokratik Jerman (SPD) memenangkan pemilu dengan muttak di pemilihan Bundestag. Ketika itu koalisi antara SPD dengan Green dibawah pimpinan Gerhard Schroeder diharapkan bisa memperbaiki nasib kaum buruh, kaum pengangguran dan para manula (manusia usiatanjut), akan tetapi kini praktik poIitik SPD semakin menjauhkan terwujudnya harapan tersebut.

Hasil pemilihan parlemen Eropa dan pemilihan lokal di tahun 1999 menunjukkan bahwa poputaritas SPD sudah menurun dimana mereka kalah dalam pemilihan lokal di Beriin, dengan mengantongi 22, 4 % suara adalah rekor terburuk bagi mereka sejak Perang Dunia II. Hasil pemilu 19S9 ini bukan merupakan pertanda rakyat beralih kepada Partai Kristen Demorkrat, tapi lebih merupakan ekspresi rasa frustasi dan kekecewaan kepada SPD yang mendominasi pemerintahan.

Schroeder sebagai seorang penganut Jalan Ketiga tentu juga menjalankan resep yang sama dengan Blair, dan kita bisa meiihatnya dalam praktik politik di Jerman. Oalam manifesto pemilu yang dikeluarkan oleh SPD, terlihat jelas bahwa SPD mendukung pemotongan anggaran dan subsidi yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Helmut Kohl.

Dalam praktiknya pun, SPD menjalankan ini dengan konsisten, sebelum musim panas tahun 1999, kabinet koalisi mengeluarkan program pemotongan anggaran sebesar 30 juta DM per tahun bagi subsidi untuk pensiun dan pengangguran.

Sementara itu, pemerintahan Schroeder juga mendukung penyerbuan NATO terhadap Kosovo, suatu tindakan reaksioner yang sebenarnya jauh dari nilai-nilai yang digambarkan dalam Jalan Ketiga. Schroeder juga bekerja sama dengan kaum kapitalis dan rela mengkhiananti rekannya sendiri. Beberapa saat setelah memegang kekuasaan, Oskar Lafontaine, menteri keuangan dan ketua SPD, sudah membuka arena konflik baru di mana ia memperkenalkan sistem perpajakan yang baru. Lafontaine mengatakan bahwa perusahaan dan industri perbankan mempunyai cukup banyak uang untuk membayar pajak kepada pemerintah, oleh karena itu mereka akan dibebankan pajak yang lebih tinggi. Kebijakan Lafontaine ini mendapat tentangan keras dari perusahaan raksasa sampai akhirnyalafontaine mengundurkan diri dari semua posisi, baik di permerintahan maupun di partai. Kekalahan Lafontaine ini menunjukkan kemenangan dan kontrol kapitalisme atas partai-partai politik.

Dari Jerman kita mencoba melihat hasil yang dicapai oleh Presiden Ferdinand Henrique Cardoso di Brazil yang juga masuk ke dalam kelompok Jalan Ketiga. Perekonomian Brazil berada dalam urutan ke-9 terbesar di dunia; .130 juta penduduknya memproduksi 43 % dari GDP di Amerikalatin. IMF terus memantau perkembangan Brazil secara seksama, dua minggu sebelum pemilihan umum bulan Oktober 1998, IMF, Inter American Oevelopment Bank dan pemerintah Amerika Serikat sudah mempersiapkan diri untuk memberi jaminan hutang sebesar 50 trilliun dollar Amerika. Bantuan ini jelas merupakan bantuan bagi kampanye pemilihan presiden bagi Fernando Henrique Cardoso, presiden Brazil yang setia menerapkan kebijakan neo liberal. Bantuan ini ditujukan untuk mencegah ambruknya perekonomian sebelum pemilu. Akan tetapi, krisis sendiri kelihatannya membutuhkan jaminan hutang yang lebih besar. Sebuah perusahaan investasi di Amerika Serikat, Lehman Brothers, memperkirakan Brazil memerlukan paling tidak 200 trilliun dollar Amerika untuk mencegah devaluasi mata uang ”real”.

Sementara itu, utang luar negri Brazil terus meningkat dari 51,5 trilliun dollar Amerika menjadi 256,7 trilliun dollar Amerika selama masa pemerintahan Cardoso yang pertama dan 87 % dari cicilan hutang yang dihabiskan untuk membayar bunganya saja. Pemerintahan Cardoso berjanji untuk menjalankan praktik neo liberal untuk membebankan pembayaran hutang pada kaum buruh dan tani melalui austerity program. Pemerintah Cardoso di bawah bimbingan IMF mencoba mengurangi defisit anggaran sebesar 3 % dalam jangka waktu tahun dengan cara memotong beberapa mata anggaran dan meningkatkan pajak. Beberapa sektor yang dibabat habis adalah sistem dana pensiun dan pelayanan umum. Dana pensiun diubah dengan filosofi jikalau buruh ingin mendapat pensiun yang layak maka dia harus memberikan sumbangan yang lebih besar kepada perusahaan, kalau tidak maka dia hanya mendapat sedikit uang pensiun. Kebijakan untuk sektor publik akan mengizinkan pemerintah untuk memecat para pegawai dengan perhitungan pesangonnya hanya 60% dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan untuk buruh tersebut. Selama masa pemerintahan Cardoso, angka keluarga petani tak bertanah dan buruh pengangguran meningkat drastis, tercatat paling tidak 500.000 lapangan kerja hilang di Brazil sejak tahun 1990. Selama sepuluh tahun terakhir 961 petani mati terbunuh dalam konflik pertanahan di Brazil.

Penutup

Melihat praktik politik yang ada dari para pemimpin Jalan Ketiga, baru sedikit hal yang merekalakukan untuk mengatasi problem yang dihadapi oleh rakyat pekerja secara keseluruhan. Jauh dari harapan mencari jalan keluar bagi problem tersebut, mereka justru menimbulkan masalah baru dengan kebijakan mereka. Mungkin akan muncul argumentasi bahwa ini hanya terjadi dalam tataran praktis, sementara dalam tataran ide Jalan Ketiga merupakan pemikiran yang belum tertandingi..Jikalau begitu adanya, mungkinkah Blair, Schroeder, Cardoso, atau Clinton adalah murid-murid Anthony Giddens yang menyeleweng?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...