Senin, 06 Juni 2011

Pancasila, di mana Kini Kau Berada?

Tiba-tiba saja Pancasila muncul lagi di permukaan, dan pada 2011 justru ada acara baru pada 1 Juni,yaitu pidato para presiden.Bila hanya sebatas retorika maka dapat dipastikan semua orang sudah bosan.


Orang tidak ingin lagi terjebak dalam kegiatan-kegiatan seperti indoktrinasi atau Penataran P4 dan BP7, atau apa pun yang sejenis dengan itu. Bung Karno, “the founding fathers”, orang yang pertama kali mempromosikan Pancasila menyatakan bahwa Pancasila, yang digali dari kekayaan budaya bangsa Indonesia sendiri,haruslah dipandang sebagai philosofische grondslag.

Artinya Pancasila jadi dasar filosofis atau sebagai weltanschauung––pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang merdeka. Selama ini Pancasila masih beradadiawang-awang,masihsekadar jargon yang selalu diteriakkan, didiskusikan,dan entah apalagi yang hanya sebatas melayang nun jauh di sana.

Kasuskasus Bank Century,Gayus Tambunan, Nazarudin,pembangunan gedung baru DPR,studi banding, sidang paripurna yang sepi, dan kasus korupsi hanyalah sekadar contoh dari betapa nilainilai Pancasila di Indonesia yang masih jauh panggang dari api.

Implementasi

Untuk sekadar mencermati bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan dengan baik, tanpa ribut-ribut yang penuh dengan kegaduhan, mungkin ada gunanya kita tengok sejenak ke Selandia Baru. Selandia Baru ternyata adalah negara yang benar-benar, seolah telah menghayati kelima sila dari Pancasila.

Di Selandia Baru, pemerintahnya benar-benar secara serius lebih memperhatikan kepentingan rakyat banyak,daripada kepentingan pribadi, golongan, atau kelompok tertentu. Kepentingan rakyat banyak harus didahulukan. Para pejabatnya dilarang menggunakan mobil atau motor pembuka jalan, apalagi yang menggunakan sirene.

Bahkan baru-baru ini, seorang pejabat tinggi pemerintahan ditilang oleh polisi lalu lintas, hanya karena melanggar garis putih di area lampu merah. Hukum untuk semua, benar-benar dilakukan di lapangan.Demikian pula tentang jalan tol.Di Selandia Baru, terdapat jalan tol yang semua rakyatnya boleh menggunakannya secara gratis.

Karena ternyata Selandia Baru menganut pemahaman bahwa: “bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”. Di Selandia Baru diberlakukan sistem subsidi silang yang benar-benar berpihak pada kepentingan orang banyak.Tidak ada orang kaya atau pengusaha kaya yang bisa berkelit dari pajak yang cukup tinggi.

Namun, mereka semuanya merasa nyaman karena mengetahui dengan jelas bahwa perolehan pajak oleh negara dipergunakan dengan mengutamakan pada upaya-upaya yang bertujuan untuk men-“support”para “single mother with children”, orangorang yang menderita gangguan fisik, bantuan bagi warga yang belum memperoleh pekerjaan, serta jaminan sosial lainnya bagi warga yang kurang mampu.

Pemerintahnya benarbenar berorientasi pada “keadilan sosial bagi seluruh rakyat”, serta juga sangat “berperikemanusiaan”. Di setiap sudut kota selalu disediakan banyak fasilitas antara lain “play ground” yang dapat dinikmati setiap anak Selandia Baru. Anak-anak di Selandia Baru tidak dibiarkan tumbuh berkeliaran di jalanjalan atau di “shopping mall”, karena pemerintahnya tidak menginginkan generasi penerusnya tumbuh menjadi manusia- manusia yang konsumtif.

Mereka lebih memberikan fasilitas untuk anak dengan unsurunsur yang edukatif sifatnya, agar mereka dapat menjadi manusia yang unggul seutuhnya. Mereka lebih memprioritaskan untuk membangun perpustakaan. Semua fasilitas yang tersedia itu benar-benar disajikan untuk masyarakat, karena itu mereka tidak dipungut bayaran sama sekali,alias gratis. Jasa bus umum sangat diutamakan dan diselenggarakan dengan orientasi penuh kepada kepuasan pelanggan.

Setiap sopir bus diwajibkan untuk memastikan terlebih dahulu bahwa semua penumpang sudah duduk di bangkunya masing-masing, baru boleh menjalankan busnya itu. Demikian pula mengenai kebiasaan masyarakatnya yang tidak mudah tergiur dengan barang-barang model baru. Mereka menganut pemahaman “function not fashion”.

Untuk yang satu ini, Selandia Baru kemudian dikenal dengan negara yang “ketinggalan jaman”. Pada sisi apa pun, termasuk ponsel,mereka lebih suka memakai barang yang masih bisa dipakai atau masih berfungsi dan tidak akan menggantinya hanya karena alasan “mode”,kecuali memang sudah rusak.

Sebagai contoh, banyak dijumpai keran atau ledeng yang sudah sangat kuno untuk ukuran kita.Akan tetapi jangan heran, airnya mengalir dan bersih.Agak berlainan dengan yang sering kita jumpai, misalnya di international airport. Airport di Selandia Baru ledengnya kuno, tetapi dengan air yang bersih dan mengalir serta tidak bocor.

Sekali lagi di sana pemerintah, dan pemerintah daerahnya sangat memperhatikan kepentingan pelayanan publik,dibandingkan dengan pelayanan bagi para pejabat-pejabatnya! Itulah semua, “implementasi Pancasila” di Selandia Baru yang sangat kental dengan aspek keteladanan, padahal kemungkinan besar mereka tidak tahu apa itu Pancasila? Kita pun pantas kemudian bertanya: Pancasila, di mana kini kau berada?

● CHAPPY HAKIM Penulis Buku Pertahanan Indonesia: Angkatan Perang Negara Kepulauan
Sumber:http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/403838/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya

Lowongan Kepala Afdeling

Kepala Afdeling PT Union Sampoerna Triputra Persada                          Requirements Berusia antara 25 - 35 tahun Pendidik...